Minggu, 18 November 2007

untitled.

mataku kian berat
mencoba fokus
namun pandanganku kabur

titik fokus terkunci
cercah cahaya jatuh tepat
di retina

namun siluet siluet ragamu
masih tenggelam,
tenggelam bersama
mimpi
menghilang

Lamunan Hujan.

kubenci hujan
namun kurindu rintik gerimis
kurindu rintihan rintihan gerimis yang lembut
mendengung di kedua telinga

tapak tapak itu seketika
memecah, membelah gerimis yang mengoval
di badan bumi

mereka.
aku,
bersenandung bersaut dengan petir

kepalaku terasa dingin

dia.

kusungguh suka senyumnya
mengembang padu
bersama rintik rintik gerimis
nan muram syahdu.

Jumat, 16 November 2007

Tenggelam Dalam Indahnya Kelam.

dalam kegelapan aku bergerak
mencari,
terus mencari,
satir..
hanya sebuah satir yang kutemukan,
kutemukan kegelapan
yang sungguh sungguh sangat gelap
di tengah terang yang sungguh benderang.

untitled.

merah
hijau
biru
kelam malam
kuning
jingga
cerah pagi
hitam
legam
sore mencekam
satu,dua,tiga
semua lenyap!
hilang bersama larut gulita.

Hidup itu Menakjubkan.

kuingin mentari di pagi hari
menyembul tersenyum
menatap wajahku
tetes hujan
pelangi mengembang, tersenyum
mengantarkan para bidadari pagi
membasuh sayap - sayap kecilnya
hidup itu indah, menakjubkan
kalaupun kuharus mati
kuingin mati
dibawah kaki pelangi.

Nyanyian Sore Hari.

kuingin kelam menutup mataku
kuingin bintang bernyanyi untukku
sebuah nyanyian senja
kuingin lelap
bulan, kumohon
jaga dia dengan senyummu
yang selalu menyimpul
bintang, nyanyikan juga ia
nyanyian malam
kucinta dia
kuingin dia lelap
bermimpi tentang kita
kita yang berlari
di tengah bintang, bulan dan mentari senja.

Larut.

kularut dalam damai
ilusi
maut menjemput senja
damai menjemput pagi
kelam, mencekam
mimpi, khayalan
ilusi dan nurani
melebur,
bercinta dalam kelam malam
malam makin tak pasti
larut dalam galau
senja memanggil, membujuk
menyeringai
menengadah menghadap
sang widi
yang tersenyum
mencabut pedih, kelam
sang malaikat senja.